4Life Transfer Factor

http://app.talkfusion.com/fusion2/player5/tfshare.asp?HGGEID-GEDIHGI-647r-647r

Jumat, 18 Maret 2011

Tanya Jawab Seputar Diet

Salah kaprah soal diet untuk menurunkan badan berbahaya bagi kesehatan Anda, lho! Daripada bertanya-tanya atau percaya mitos tak jelas, lebih baik simak faktanya.
Apa sih sebetulnya yang dimaksud dengan diet? Diet sebenarnya memiliki arti kombinasi makanan dan minuman di dalam hidangan makan yang dikonsumsi sehari-hari. Jadi, diet adalah mengatur makan dengan pola yang sehat. Ada begitu banyak metoda dan jenis diet untuk menurunkan berat badan yang tersedia dan ditawarkan saat ini. Mulai dari diet Atkins (diet rendah karbohidrat), Cabbage Soup Diet , Grapefruit Diet,  South Beach Die t,  diet seimbang, dan lain-lain. Dari sekian jenis diet, yang terbukti terbaik adalah diet gizi seimbang.
Diet yang benar adalah tetap mengonsumsi makanan dengan komposisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah seimbang. Tentu saja dengan total kalori yang lebih rendah dari yang biasa dikonsumsi, sehingga tubuh akan menggunakan simpanan energi tubuh, yaitu lemak tubuh, baik yang berlokasi di bawah kulit maupun yang berat di dalam tubuh (lemak visceral ).  Dengan hilangnya massa lemak tubuh, maka akan terjadi penurunan berat badan, maka akan terjadi penurunan berat badan.
Selain jenis diet, ada banyak hal yang seringkali menjadi pertanyaan mereka yang ingin melakukan diet menurunkan berat badan. Berikut beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan mereka yang menjalani diet.
Bagaimana sih, memilih jenis diet yang cocok?
Seperti telah disebut di atas, diet yang terbaik adalah diet gizi seimbang, karena memberikan gizi seimbang yang diperlukan tubuh dan memenuhi kebutuhan metabolisme normal.
Memilih jenis diet yang tepat juga harus disesuaikan dengan keadaan tubuh. Misalnya, diet konsumsi tinggi protein ternyata kurang menguntungkan bagi orang tua. Pasalnya, fungsi ginjal orang tua biasanya sudah mulai menurun. Belum lagi jika ada gangguan ginjal yang menyertai. Contoh lain adalah diet sangat rendah kalori yang justru akan mengganggu aktivitas fisik orang yang bekerja, karena dengan konsumsi sangat rendah kalori, kebutuhan tubuh tidak akan tercukupi.  Akibatnya, tubuh pun malah jadi kurang segar dan tidak bisa berkonsentrasi.
Jadi, jika ingin menurunkan berat badan dengan mengatur pola makan, idealnya harus dilakukan analisis asupan dulu, yakni menghitung makanan yang dikonsumsi sehari-hari, kemudian mengevaluasinya. Dari penilaian tersebut akan tampak kalori dan komposisi makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Setelah itu, barulah kemudian makanan yang dikonsumsi diatur dengan pedoman kebiasaan makan sehari-hari.
Apa saja parameter untuk mengetahui apa­kah kita meng­alami obesitas atau tidak?
Sebelum memutuskan berdiet untuk menurunkan berat badan (BB), sebaiknya lebih dulu diketahui apakah kita kelebihan berat badan. Parameter yang biasa dipakai adalah dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT) dan mengukur lingkar pinggang. Kedua parameter ini merupakan parameter yang paling mudah dan bisa dilakukan sendiri.
IMT normal orang Asia berbeda dengan IMT orang Eropa. Orang Eropa memiliki batas overweight  25 dan batas obesitas 30. Di atas 25 disebut overweight , lebih dari 30 disebut obesitas. Sementara orang Asia, 23 sudah disebut overweight , 25 obesitas. Batas bawahnya 18,5. Jadi, IMT normal orang Asia adalah 18,5 - 23. Ini yang harus jadi patokan. Jika IMT-nya antara 18-5 - 23, tentu tidak perlu menurunkan BB. Pasalnya, BB yang kurang malah berisiko penyakit.
Parameter kedua adalah ukuran lingkar pinggang. Ukuran lingkar pinggang normal perempuan adalah kurang dari 80 cm, sementara pria kurang dari 90 cm. Walaupun IMT normal, tetapi kalau lingkar pinggangnya lebih dari 80, maka ia harus menurunkan BB-nya, karena risiko mendapat penyakit meningkat.
Benarkah menghindari sarapan pagi bagus untuk diet
Tentu saja tidak. Tanpa sarapan, gula darah bisa turun. Sementara kadar gula yang rendah akan berakibat konsentrasi terganggu, lemas, mudah marah, dan sebagainya. Akibatnya, bagi orang yang bekerja jadi tidak efektif. Biasanya, dengan menghindari sarapan, rasa lapar diatasi dengan makanan kecil yang seringkali, karena bentuknya kering dan ringan, ternyata justru mengandung banyak kalori. Akibatnya, tujuan mengurangi asupan agar berat badan turun tidak tercapai, malah berat badan bisa-bisa naik. Kecenderungan lain adalah, karena pagi tidak sarapan, akibatnya siang hari kelaparan dan makan pun jadi banyak. Padahal, metabolisme tubuh yang normal tidak bisa menerima pola makan yang tidak teratur. 
Kenapa rambut sering rontok saat diet? Bagaimana mengatasinya
Kebanyakan wanita akan melakukan segala hal untuk menurunkan berat badan, termasuk dengan melakukan diet ketat rendah kalori. Padahal, diet jenis ini bisa mengakibatkan rambut rontok karena kurang asupan protein.
Rambut rontok bisa jadi penanda bahwa Anda kekurangan zat besi atau perubahan hormon secara drastis. Hal itu disebabkan karena pola makan yang tidak teratur, asupan gizi yang kurang, atau stres.
Jadi, jangan sampai diet membuat Anda kekurangan zat besi dan mengubah siklus hormon secara drastis. Biasanya diet yang buruk membuat Anda kekurangan protein, serta vitamin A dan D yang membuat kualitas akar rambut menurun dan memicu kerontokan.
Untuk mengurangi dampak ini, pastikan untuk terus mendapatkan protein yang cukup dalam diet. Protein adalah zat esensial untuk menjaga kesehatan rambut dan kuat.
Haruskah diet dilakukan dengan menghilangkan makan malam?
Tidak. Berat badan dipengaruhi oleh kalori total yang diasup, dikurangi kalori yang dikeluarkan dalam sehari (berat badan = kalori total yang diasup – kalori yang dikeluarkan). Jika makan malam dihilangkan, kemudian menggantinya dengan makanan kecil untuk menahan lapar, dan makanan kecil yang dimakan untuk mengganti makan malam tadi mengandung kalori tinggi, maka berat badan tetap tidak akan turun. Menghilangkan makan malam juga akan berakibat munculnya keluhan tubuh tidak nyaman, lapar, atau bahkan gangguan lambung (sakit mag).
Boleh-boleh saja mengganti makan malam dengan buah, tapi dengan catatan tidak melakukan aktivitas apa-apa pada malam hari. Prinsipnya, asupan makanan akan menyuplai tubuh untuk metabolisme tubuh, mengganti sel yang rusak, aktivitas fisik, dan lainnya. Jika tidak ada suplai, kita tidak akan bisa melakukan aktivitas apapun karena kelaparan. Ini kemudian akan dikompensasi tubuh dengan membentuk gula dari cadangan tubuh sendiri. Dampaknya, metabolisme terganggu, dan akan timbul keluhan tidak enak badan, bahkan bisa timbul sakit mag.
Perlukah obat-obatan untuk diet
Obat-obatan seringkali memang diperlukan. Akan tetapi, jika IMT-nya 23, tidak ada penyakit penyerta, tensi darah normal, gula darah dan kolesterol juga normal, tak perlu pakai obat dulu. Dietnya cukup mengatur pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik, baik dengan olahraga maupun aktivitas fisik lain, seperti mencuci mobil, membersihkan rumah, menyapu halaman, dan sebagainya.
Lain halnya jika seseorang mengalami overweight  dan ada faktor risiko, antara lain tensi darah lebih dari 185/35, kolesterol HDL lebih rendah daripada normal, atau gula darah puasa lebih dari normal. Jika ini yang terjadi, maka obat-obatan bisa diberikan. Yang jelas, ada langkah-langkahnya kapan obat bisa dipakai. Kecuali apabila sudah obesitas, yang artinya risikonya bertambah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar