Faktor Risiko Perubahan Fungsi Ereksi Pascareseksi Transureteral Prostat di Rumah Sakit Umum Dr Saiful Anwar Malang
Oleh: Rianto Prabowo*, Basuki.B.Purnomo**,Viera Wardhani**
ABSTRAK
Pendahuluan: Penelitian Efek TURP pada fungsi ereksi yang ada di Indonesia terbatas. Maka penelitian ini dilakukan untuk mencari efek tindakan reseksi transuretra prostat terhadap disfungsi ereksi pada pasien dengan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Dr Saiful Anwar Malang. Penelitian ini juga menyertakan faktor-faktor resiko (usia, tekanan darah, gula darah dan lamanya gangguan kencing / lower urinary tract syndrome (LUTS)) yang diduga berhubungan dengan disfungsi ereksi setelah tindakan reseksi transuretra prostat.
Bahan dan metode: 100 pasien dengan diagnose Benign Prostate Hyperplasia (BPH) yang telah mengisi kuisioner International Index of Erectile Function 5 (IIEF-5) untuk mengetahui tingkat ereksinya. Mengumpulkan dan memproses data yang meliputi beberapa variabel yaitu; usia, tekanan darah, gula darah dan lamanya gangguan kencing (Lower urinary tract syndrome/LUTS), kemudian dianalisis dan diuji secara statistik.
Hasil penelitian: Terdapat perubahan fungsi ereksi pasca TUR-P pada masa observasi 2 minggu, 4 minggu dan 8 minggu. Dari hasil uji statistik, tekanan darah merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi ereksi pasca TUR-P dengan tingkat signifikasi > 0.05.
Simpulan: TUR-P relatif aman untuk dilakukan. Faktor resiko yang memiliki pengaruh terhadap perubahan fungsi ereksi adalah tekanan darah. Waktu pengamatan perubahan fungsi ereksi pada pasien BPH yang terbaik adalah 8 minggu pasca TURP.
Kata kunci: perubahan fungsi ereksi, faktor resiko, TUR-P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar